Sabtu, 23 September 2017

BIOFLOK SISTEM TEKNOLOGI UNTUK LELE

Budidaya ikan lele belakangan ini adalah merupakan salah satu budidaya perikanan yang terus berkembang. Ini dikarenakan tekologi budidaya lele relatif mudah dikuasai oleh masyarakat. Salain pemasaran yang mudah, modal yang dikeluarkan juga relatif rendah serta bisa di budidayakan dilahan sempit dengan tingkat kepadatan yang tinggi .
Bioflok adalah salah satu metode perikanan yang banyak diminati oleh masyarakat dengan memanfaatkan kerja bakteri pengurai yang digunakan untuk menguraikan sisa pakan yang terbuang melalui fases ikan yang sebelumnya menjadi permasalahan dari kualitas air menjadi suatu keuntungan memelihara kualitas air dan sebagai sumber pakai alami bagi ikan tersebut. Secara terminology BIO-FLOC berasal dari dua suku kata yaitu “bio” yang berarti biologi atau hidup dan “floc” yang berarti gumpalan. BIO-FLOC adalah flok atau gumpalan-gumpalan kecil yang tersusun dari sekumpulan mikroorganisme hidup yang melayang-layang di atas air. Teknologi BIO-FLOC adalah teknologi yang memanfaatkan aktivitas mikroorganisme yang membentuk flok. Aplikasi BFT (Bio Floc Technology) banyak diaplikasikan di system pengolahan air limbah industry dan mulai diterapkan di system pengolahan air media aquakultur. Biofloc sendiri tersusun dari beberapa komponen yaitu : exopolisakarida,bakteri pembentuk flok dan bakteri siklus fungsional.
Exopolisakarida adalah senyawa polisakarida yang dihasilkan oleh bakteri pembentuk flok. Exopolisakarida ini bersifat seperti “glue”atau “lem” yang menjadi tempat penempelan bakteri menjadi satu kesatuan bioflok. Tidak semua bakteri mampu menghasilkan exopolisakarida ini, hanya bakteri tertentu saja yang mampu menghasilkan exopolisakarida ini. Bakteri penghasil exopolisakarida ini merupakan bakteri pembentuk inti flok, dan disebut sebagai Floc Forming Bacteria (bakteri pembentuk flok). Beberapa bakteri pembentuk floc yang sudah teruji diaplikasikan dilapangan adalah Achromobacter liquefaciens, Arthrobacter globiformis, Agrobacterium tumefaciens, Pseudomonas alcaligenes,Z oogloea ramigera. 
Bakteri lain dapat ikut membentuk  bio-floc setelah exopolisakarida dibentuk oleh bakteri pembentuk floc sebagai inti flok-nya. Bakteri yang dapat ikut membentuk bio-floc misalnya Bacillus circulans, Bacillus coagulans, Bacillus licheniformis, Bacillus subtillis dll. Bakteri yang ikut membentuk flok ini mempunyai fungsi dalam siklus nutrisi didalam system bioflok. Bakteri ini  disebut sebagai bakteri siklus fungsional, misalnya Bacillus licheniformis yang berperan dalam siklus nitrogen.



 

Prinsip dasar dari system bioflok ini adalah mengubah senyawa organic dan anorganik yang didalamnya berisi senyawa Karbon (C) , Oksigen (O), Hydrogen (H) dan juga Nitrogen  (N), menjadi masa sludge berbentuk bioflok dengan cara memanfaatkan bakteri pembentuk gumpalan/flok yang mengubah biopolymer sebagai bioflok. Dalam penerapannya  budidaya perairan system teknologi bioflok memanfaatkan nitrogen anorganik menjadi nitrogen organic yang tidak beracun. Nah nitrogen yang sudah dilakukan proses alami bias digunakan sebagai pakai alami lele, sehingga operasional bias lebih hemat dalam hal pakan
 

Bioflok terbentuk melalui beberapa tahap yaitu :
+ Nutrisi à
Bakteri + Nutrisi                        Suspensi sel bakteri
(Pengamatan pembentukan bioflok dengan mikroskop electron)
Bio-floc di alam umumnya terdiri dari 5 jenis bakteri atau lebih, minimal satu atau lebih merupakan bakteri pembentuk flok (penghasil exopolisakarida) dan bakteri yang lain dapat merupakan bakteri siklus fungsional yang berfungsi dalam siklus bioremediasi dan nutrisi. Formasi bioflok ini terbentuk tidak secara tiba-tiba, tapi terbentuk dalam kondisi lingkungan tertentu.
Factor yang mempengaruhi system bioflok adalah N/P rasio dan C/N rasio. N/P rasio dan C/N rasio harus diatas 20. Semakin besar N/P rasio dan C/N rasio maka flok yang terbentuk akan semakin baik. Untuk mengatur N/P rasio jalan terbaik adalah memperbesar N atau memperkecil P, untuk memperbesar N dilingkungan tambak tidak

mungkin dilakukan karena menambah ammonia dalam tambak akan membahayakan udang, jalan terbaik adalah memperkecil P dengan cara mengikat phosphate. Sedangkan untuk mengatur C/N rasio dilakukan dengan cara memperbesar C dengan penambahan unsure karbon organic, misalnya molasses. Didalam pakan itu sendiri sebenarnya sudah ada unsure C yaitu karbohidrat dan lemak, namun rasionya tidak mencukupi untuk mencapai C/N rasio diatas 20.
System bioflok dirancang untuk budidaya di lingkungan yang sulit untuk meminimalkan ganti air dan meminimalkan kontak dengan lingkungan luar. Keunggulan system bioflok ini adalah dapat menghindari masuknya bibit penyakit dari luar, parameter air lebih stabil dan efek kerja bakteri lebih muncul

 

Amanah Cat Fish Farm Center yang berlokasi di Jalan Pertengahan Gg Kramat 1 , Kel Cijantung Jakarta Timur adalah Farm perorangan yang mengaplkasikan system bioflok sebagai system ternak ikan nya, full konsep bioflok sangat menguntungkan dengan tingkat rasio FCR 0.7 dengan hasil kualitas daging diatas rata-rata jika dibandingkan dengan system konvensional. 



Hasil pembadahan empedu ikan lele bioflok dengan konfensional  terlihat jelas yang membedakan secara kualitas daging dan sangat menguntungkan jika dikosumsi untuk skala restoran karena kualitas daging yang lebih gurih , nikmat dan menyehatkan 
                                                         Image result for empedu bioflok