BIOFLOK SISTEM TEKNOLOGI UNTUK LELE
Budidaya ikan lele belakangan ini adalah merupakan salah satu
budidaya perikanan yang terus berkembang. Ini dikarenakan tekologi budidaya
lele relatif mudah dikuasai oleh masyarakat. Salain pemasaran yang mudah, modal
yang dikeluarkan juga relatif rendah serta bisa di budidayakan dilahan sempit
dengan tingkat kepadatan yang tinggi .
Bioflok adalah salah satu metode perikanan yang banyak diminati
oleh masyarakat dengan memanfaatkan kerja bakteri pengurai yang digunakan untuk
menguraikan sisa pakan yang terbuang melalui fases ikan yang sebelumnya menjadi
permasalahan dari kualitas air menjadi suatu keuntungan memelihara kualitas air
dan sebagai sumber pakai alami bagi ikan tersebut. Secara terminology BIO-FLOC
berasal dari dua suku kata yaitu “bio” yang berarti biologi atau hidup dan
“floc” yang berarti gumpalan. BIO-FLOC adalah flok atau gumpalan-gumpalan kecil
yang tersusun dari sekumpulan mikroorganisme hidup yang melayang-layang di atas
air. Teknologi BIO-FLOC adalah teknologi yang memanfaatkan aktivitas
mikroorganisme yang membentuk flok. Aplikasi BFT (Bio Floc Technology) banyak
diaplikasikan di system pengolahan air limbah industry dan mulai diterapkan di
system pengolahan air media aquakultur. Biofloc sendiri tersusun dari beberapa
komponen yaitu : exopolisakarida,bakteri pembentuk flok dan bakteri siklus
fungsional.
Exopolisakarida adalah senyawa polisakarida yang dihasilkan oleh
bakteri pembentuk flok. Exopolisakarida ini bersifat seperti “glue”atau “lem”
yang menjadi tempat penempelan bakteri menjadi satu kesatuan bioflok. Tidak
semua bakteri mampu menghasilkan exopolisakarida ini, hanya bakteri tertentu
saja yang mampu menghasilkan exopolisakarida ini. Bakteri penghasil
exopolisakarida ini merupakan bakteri pembentuk inti flok, dan disebut sebagai Floc Forming
Bacteria (bakteri pembentuk flok). Beberapa bakteri pembentuk floc
yang sudah teruji diaplikasikan dilapangan adalah Achromobacter liquefaciens,
Arthrobacter globiformis, Agrobacterium tumefaciens, Pseudomonas alcaligenes,Z
oogloea ramigera.
Bakteri lain dapat ikut membentuk bio-floc
setelah exopolisakarida dibentuk oleh bakteri pembentuk floc sebagai inti
flok-nya. Bakteri yang dapat ikut membentuk bio-floc misalnya Bacillus
circulans, Bacillus coagulans, Bacillus licheniformis, Bacillus subtillis dll.
Bakteri yang ikut membentuk flok ini mempunyai fungsi dalam siklus nutrisi
didalam system bioflok. Bakteri ini disebut sebagai bakteri siklus
fungsional, misalnya Bacillus licheniformis yang berperan dalam siklus nitrogen.
Bakteri lain dapat ikut membentuk bio-floc setelah exopolisakarida dibentuk oleh bakteri pembentuk floc sebagai inti flok-nya. Bakteri yang dapat ikut membentuk bio-floc misalnya Bacillus circulans, Bacillus coagulans, Bacillus licheniformis, Bacillus subtillis dll. Bakteri yang ikut membentuk flok ini mempunyai fungsi dalam siklus nutrisi didalam system bioflok. Bakteri ini disebut sebagai bakteri siklus fungsional, misalnya Bacillus licheniformis yang berperan dalam siklus nitrogen.